Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor
secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan
pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strength) dan peluang (Opportunity),
namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman
(Threat) (Freddy Rangkuti, 2001). Jadi, intinya analisis
SWOT adalah membandingkan antara faktor eksternal perusahaan yaitu Peluang
(Opportunity) dan Ancaman (Threat) dengan faktor internalnya yaitu Kekuatan
(Strength) dan Kelemahan (Weaknesses). Hal ini sebagaimana tergambar pada
diagram Analisis SWOT di bawah ini:
Diagram
Analisis SWOT
Kuadran
1: Ini merupakan situasi yang sangat
menguntungkan. Pada posisi ini, perusahaan memiliki peluang dan kekuatan
sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan
dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan agresif (Growth oriented
Strategy).
Kuadran
2: Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan ini masih memiliki kekuatan
dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah menggunakan kekuatan
untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan strategi Diversifikasi (produk/pasar)
Kuadran
3: Perusahaan menghadapi peluang pasar
yang sangat besar, tetapi di lain pihak, ia menghadapi beberapa
kendala/kelemahan internal. Focus strategi perusahaan pada kondisi ini adalah
meminimalkan masalah-masalah internal perusahaan sehingga dapat merebut peluang
pasar yang lebih baik.
Kuadran
4: Ini merupakan situasi yang sangat tidak
menguntungkan, perusahaan tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan
internal.
Hal
yang penting dan menjadi kunci dalam pelaksanaan SWOT ini adalah
mengidentifikasi dan menganalisis kekuatan, kelemahan, kesempatan, dan ancaman
yang dimiliki organisasi. Sehingga dengan analisis SWOT memungkinkan organisasi
memformulasikan dan mengimplementasikan strategi utama sebagai tahap lanjut
pelaksanaan dan tujuan organisasi. Hasil analisis dapat menyebabkan dilakukan
perubahan pada misi, tujuan, kebijaksanaan, atau strategi yang sedang berjalan.
Analisa
SWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan memilah berbagai hal yang
mempengaruhi keempat faktornya, kemudian menerapkannya dalam gambar matrik
SWOT, dimana aplikasinya adalah bagaimana kekuatan (strengths) mampu
mengambil keuntungan (advantage) dari
peluang (opportunities) yang ada, bagaimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses)
yang mencegah keuntungan (advantage) dari peluang (opportunities)
yang ada, selanjutnya bagaimana kekuatan (strengths) mampu menghadapi
ancaman (threats) yang ada, dan terakhir adalah bagimana cara mengatasi
kelemahan (weaknesses) yang mampu membuat ancaman (threats) menjadi
nyata atau menciptakan sebuah ancaman baru.
Matriks
SWOT merupakan sebuah alat yang digunakan untuk menyusun strategi perusahaan
atau organisasi. SWOT merupakan singkatan dari Strength (S), Weakness
(W), Opportunities (O), dan Threats (T) yang artinya kekuatan,
kelemahan, peluang dan ancaman atau kendala, dimana yang secara sistematis
dapat membantu dalam mengidentifikasi faktor luar (O dan T) dan faktor didalam
perusahaan maupun organisasi (S dan W).
Matrik
SWOT terdiri dari 9 kolom, sebagai berikut:
Kekuatan (Strenght - S)
|
Kelemahan (Weakness -W)
|
|
Peluang (Oppotrunities - O)
|
Strategi SO
|
Strategi WO
|
Ancaman (Threats - T)
|
Strategi ST
|
Strategi WT
|
Terdapat empat sel
faktor kunci, empat sel strategi, dan satu sel yang selalu dibiarkan kosong
(sel di kiri atas). Empat sel strategi, yang diberi nama SO, WO, ST, dan WT,
dikembangkan setelah menyelesaikan empat sel faktor kunci, diberi nama S, W, O,
dan T.
Dalam
membuat Matriks SWOT, ada 8 (delapan) langkah yang harus dilakukan, antara lain:
1.
Identifikasi peluang eksternal kunci perusahaan.
2.
Identifikasi
ancaman eksternal kunci perusahaan
3.
Identifikasi
kekuatan internal kunci perusahaan
4.
Identifikasi
kelemahan internal kunci perusahaan
5.
Cocokan
kekuatan internal dengan peluang eksternal, dan catat hasil Strategi SO dalam sel yang ditentukan.
6.
Cocokan
kelemahan internal dengan peluang eksternal, dan catat hasil Strategi WO dalam sel yang ditentukan.
7.
Cocokan
kekuatan internal dengan ancaman eksternal, dan catat hasil Strategi ST dalam
sel yang ditentukan.
8.
Cocokan
kelemahan internal dengan ancaman eksternal, dan catat hasil Strategi WT dalam sel yang ditentukan.
Tujuan dari masing-masing
alat pencocokan di atas adalah untuk menghasilkan alternatif strategi yang
layak, bukan untuk memilih strategi mana yang terbaik. Tidak semua strategi
yang dikembangkan dalam Matriks SWOT akan dipilih untuk implementasi
Dapat disimpulkan
bahwa analisis SWOT adalah perkembangan hubungan atau interaksi antar
unsur internal, yaitu kekuatan dan
kelemahan terhadap unsur eksternal yaitu peluang dan ancaman. Di dalam penelitian
analisis SWOT dapat diperoleh hasil berupa kesimpulan berdasarkan
keempat faktor dimuka yang sebelumnya telah dianalisis sebagai berikut :
4 (empat) strategi utama yaitu:
•
SO/maxi-mini (Aggressive Strategy) yaitu
menggunakan kekuatan internal untuk mengambil kesempatan yang ada di luar.
•
WO/mini
-maxi (Turn Around/TA) yaitu menggunakan
kesempatan eksternal yang ada untukmemaksimalkankesempatan yang ada.
•
ST/maxi-mini (Diversification Strategy) yaitu
menggunakan kekuatan internal untukmenghindari ancaman yang ada di luar.
•
WT/mini-mini (Turn Around) yaitu meminimalkan kelemahan
dan ancaman yang mungkin ada.
PROFIL PT. PERTAMINA PERSERO
A. Sejarah Perusahaan
Berdasarkan pasal 33 UUD
1945 : "Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai
oleh negara dan dipergunakan sebesar-besar untuk ”kemakmuran rakyat" maka
hak untuk mengelola industri perminyakan jatuh ke tangan pemerintah.
Tahun 1960, Dewan
Perwakilan Rakyat mengeluarkan kebijaksanaan yang menyatakan bahwa penambangan
minyak dan gas bumi hanya boleh dilaksanakan oleh negara melalui perusahaan negara.
Semenjak itu, pihak asing yang terlibat di dalamnya berdasarkan kepada kontrak
saja. Disamping itu perusahaan-perusahaan asing juga sepakat untuk secara
bertahap menjual tempat penyulingan minyaknya dan aset lainnya di bidang
pemasaran dan distribusi kepada pihak Indonesia dalam jangka waktu lima sampai
lima belas tahun.
Dua perusahaan negara
dibentuk pada zaman transisi tersebut. PERMINA yang diberikan wewenang dan
tanggung jawab untuk administrasi, manajemen dan pengawasan terhadap kerja sama
dibidang eksplorasi dan produksi. Sementara itu PERTAMIN mendapat tanggung
jawab untuk mengatur proses distribusi minyak bagi kepulauan Indonesia.
Untuk memenuhi kebutuhan
akan tenaga ahli di bidang perminyakan, PERMINA mendirikan Sekolah Kader Teknik
di Brandan. PERMINA kemudian juga mendirikan Akademi Perminyakan di Bandung
pada tahun 1962. Kurikulum dari Akademi Perminyakan meliputi berbagai aspek
dalam industri perminyakan, dan para lulusannya kemudian menjadi tenaga inti di
PERMINA (yang kemudian menjadi PERTAMINA). Tahun 1968, untuk mengkonsolidasi
industri perminyakan dan gas, manajemen, eksplorasi pemasaran dan distribusi
maka PERMINA dan PERTAMIN merger menjadi PN. PERTAMINA (Pertambangan Minyak dan
Gas Bumi Nasional).
Komisaris Status badan
hukum PERTAMINA telah berubah menjadi perseroan sejak 17 September 2003 yang
lalu. “Kini Kami Berubah” merupakan komitmen yang diikrarkan oleh Direksi PT
PERTAMINA (PERSERO) untuk membawa perusahaan, meraih harapan baru dalam wadah
persero. Komitmen yang dikumandangkan dihadapan publik pada saat launching PT
PERTAMINA (PERSERO) ini sekaligus menjadi simbol dari janji seluruh jajaran
perusahaan kepada stakeholders.
Perubahan ini tidak
sebatas hanya ucapan untuk menyejukkan hati para pendengar. Perubahan ini harus
diwujudkan dalam tindakan nyata dengan melakukan berbagai pembenahan di dalam
tubuh perusahaan. Sejumlah perubahan internal perusahaan dilakukan meliputi
penerapan nilai-nilai good corporate governance disetiap aspek operasi
perusahaan, pembenahan rencana kerja, sistem dan prosedur serta kebijakan
paradigma pengelolaan perusahaan menjadi suatu entitas bisnis murni.
Pada 18-19 Maret 2004
bertempat di Lt. M Kantor Pusat PERTAMINA, para pimpinan PERTAMINA duduk
bersama dalam suatu forum Rapat Pimpinan (Rapim). Rapim ini mengambil tema
”Akselerasi Transformasi Dalam Rangka Menghadapi Kompetisi”. Sejumlah butir
perubahan dan program utama pun dihasilkan. Bahkan komitmen perubahan itu
sendiri ditandatangani oleh Direktur Utama sebagai wujud keseriusan dalam mengakselerasi
jalannya agenda perubahan.
B. Visi, Misi dan Strategi Perusahaan
1.
Visi PT PERTAMINA (PERSERO) adalah :
Menjadi Perusahaan Energi Nasional Kelas
Dunia serta perusahaan yang unggul, maju dan terpandang (To be a respected
leading company).
2.
Misi PT PERTAMINA (PERSERO) adalah :
a. Menjalankan
usaha minyak, gas, serta energi baru dan terbarukan secara terintegrasi,
berdasarkan prinsip-prinsip komersial yang kuat.
b. Melakukan
Usaha dalam bidang Energi dan Petrokimia.
c. Merupakan entitas bisnis yang dikelola secara
profesional, kompetitif dan berdasarkan tata nilai unggulan.
d. Memberikan nilai tambah lebih bagi pemegang saham,
pelanggan, pekerja dan masyarakat, serta mendukung pertumbuhan ekonomi
nasional.
3. Strategi PT PERTAMINA (PERSERO) adalah :
a. Fokus
Menggunakan secara optimum berbagai
kompetensi perusahaan untuk meningkatkan nilai tambah perusahaan.
b. Integritas
Mampu mewujudkan komitmen kedalam tindakan
nyata.
c. Visionary (Berwawasan Jauh Kedepa)
Mengantisipasi lingkungan usaha yang
berkembang saat ini maupun yang akan datang untuk dapat tumbuh dan berkembang.
d. Excellence (Unggul)
Menampilkan
yang terbaik dalam semua aspek pengelolaan usaha.
e. Mutual Respect (Keselarasan
dan Kesetaraan)
Menempatkan seluruh pihak yang terkait setara
dan sederajat dalam kegiatan usaha.
ANALISIS
SWOT TERHADAP PT. PERTAMINA (PERSERO)
A. Strength (Kekuatan)
Kekuatan internal pada PT. PERTAMINA
(Persero):
1. Menyediakan produk yang
berkualitas tinggi
Produk dari PERTAMINA sudah memiliki
pengakuan dari dunia internasional. Diantaranya produk oli dari PERTAMINA yang
sudah memiliki sertifikat ISO.
2. Memiliki pelayanan yang
baik
Untuk pelayanan, sudah dapat mendistribusikan
produknya ke seluruh penjuru Indonesia bahkan sampai ke daerah-daerah
terpencil.
3. Sumber daya manusia yang
handal
SDM di PT PERTAMINA (PERSERO) merupakan
orang-orang yang sudah profesional di bidangnya. Memiliki kemampuan dan
pengalaman yang sudah teruji. Selain itu pelatihan dan seminar yang berhubungan
dengan dunia bisnis banyak diikuti oleh para karyawan, yang dapat meningkatkan
ilmu pengetahuan dan kemampuannya.
4. Pengalaman di bidang
migas
PERTAMINA sudah bergerak di bidang migas di
indonesia sejak tahun 1968. Dengan pengalaman yang cukup lama di bidang migas,
faktor ini dapat menjadi salah satu nilai tambah. Pengalaman dan pengakuan dari
dunia internasional berhubungan dengan dunia migas menjadikan PERTAMINA cukup
disegani dibidang migas.
5. Penggunaan teknologi informasi
yang terintegrasi
Teknologi informasi di PERTAMINA sudah
terintegrasi dan mendukung proses bisnis perusahaan. Dengan adanya Divisi SBTI,
ini menunjukkan adanya kepedulian yang cukup tinggi dari pihak manajemen untuk
mengembangkan teknologi informasi.
B. Weaknesses (Kelemahan)
Kelemahan internal pada PT. PERTAMINA
(Persero):
1. Kurangnya modal
Kendala PERTAMINA saat ini adalah
kekurangannya modal dalam hal kegiatan eksplorasi dan eksploitasi sumber daya
alam, sehingga pihak manajemen membangun kerjasama dengan pihak asing untuk
melakukan tersebut.
2. Masalah birokrasi yang
menghambat kinerja
Birokrasi yang terlalu rumit menghambat
proses pengambilan keputusan karena terlalu banyak waktu yang terbuang untuk
menjalankan suatu keputusan.
3. Penempatan karyawan yang
tidak sesuai dengan kemampuan
Sumber daya manusia di PT. PERTAMINA banyak
yang penempatan dan penggunaannya tidak maksimal sehingga menggurangi
efektifitas dan efisiensi perusahaan.
4. Jumlah armada yang
kurang
Peningkatan permintaan pasar yang membutuhkan
arus distribusi barang yang tinggi dapat terhambat dengan kurangnya jumlah
armada pengangkut barang yang ada sekarang ini.
5. Ketergantungan pasokan pada satu pemasok,
sehingga apabila terjadi keterlambatan pasokan produk akan mengganggu
operasional perusahaan.
C. Opportunities (Peluang)
Peluang eksternal pada PT. PERTAMINA
(Persero):
1. Pasar bisnis yang masih
tinggi
Penggunaan migas yang merupakan salah satu
kebutuhan pokok dunia saat ini membuat permintaan akan produk ini tetap tinggi
walaupun terjadi gejolak harga.
2. Harga jual yang murah
PERTAMINA dapat menjual BBM dengan harga
murah karena pemanfaatan dari subsidi pemerintah. Hal ini dapat digunakan
PERTAMINA sebagai salah satu kesempatan untuk menguasai pasar migas di
Indonesia.
3. Sumber daya migas yang
masih cukup tinggi
Sumber cadangan migas yang tersedia di
Indonesia masih cukup banyak yang belum tereksplorasi. Cadangan minyak ini
dapat digunakan PERTAMINA untuk meningkatkan penjualan dalam memenuhi
permintaan pasar.
4. Produk (dengan nilai oktan tinggi yang
menghasilkan pembakaran yang lebih bersih, non subsidi) yang bisa jadi
menggantikan dominasi penjualan premium.
5. Sebagai pemimpin dalam
pasar Bahan Bakar Minyak (BBM)
PT. PERTAMINA (Persero) memiliki kesempatan
unuk megubah pelayanan yang kurang baik dan mengubah Image yang tertancap
dibenak konsumennya, menjadikan Konsumennya menjadi konsumen yang memiliki
Loyalitas tinggi pada PT. PERTAMINA (Persero).
D. Threats (Ancaman)
Ancaman eksternal pada PT. PERTAMINA
(Persero):
1. Masuknya pihak swasta
untuk beroperasi di bidang Non-BBM
Dengan masuknya pihak swasta yang bergerak di
bidang Non-BBM cakupan pasar PERTAMINA dalam hal Non-BBM seperti oli menjadi
berkurang. Hal ini menjadikan pendapatan PERTAMINA menjadi berkurang.
2. Makin banyaknya pihak swasta yang melakukan
eksplorasi migas di wilayah Indonesia.
Pihak swasta yang melakukan eksplorasi Migas
di Indonesia kadang mempunyai dana dan peralatan yang lebih bagus dibanding
PERTAMINA hal ini menyebabkan lahan minyak mentah yang kaya akan cadangan
minyak akhirnya dikelola oleh pihak swasta.
3. Pengaruh Intervensi
Dikarenakan PERTAMINA merupakan perusahaan
multi internasional, maka adanya pengaruh-pengaruh intervensi di dalam tubuh
PERTAMINA khususnya pada posisi manajemen strategis seperti dewan komisaris.
Intervensi ini menyebabkan terbatasnya ruang gerak manajemen untuk menentukan
kebijakan yang akan diambil.
4. Pasar bebas
Dengan adanya pasar bebas, perusahaan asing
yang bergerak di bidang migas diperbolehkan untuk memasarkan hasil produksinya
di wilayah Indonesia. Hal ini akan meningkatkan persaingan bisnis yang ketat.
5. Image bahwa produk yang ditawarkan kompetior
(Shell dan Petronas) memiliki tingkat kualitas yang lebih baik menjadikan
ketertarikan konsumen untuk berganti produk konsumsi.
D.
Matriks SWOT (Strength, Weakness, Opprtunities dan Threats)
IFAS
EFAS
|
Strength
(S)
·
Menyediakan produk yang berkualitas tinggi
·
Memiliki pelayanan yang baik
·
Sumber daya manusia yang handal
·
Pengalaman di bidang migas
·
Penggunaan teknologi informasi yang
terintegrasi
|
Weakness
(W)
·
Kurangnya modal
·
Masalah birokrasi yang menghambat kinerja
·
Penempatan karyawan yang tidak sesuai dengan
kemampuan
·
Jumlah armada yang kurang
·
Ketergantungan pasokan pada satu pemasok
|
Opprtunities
(O)
·
Pasar bisnis yang masih tinggi
·
Harga jual yang murah
·
Sumber daya migas yang masih cukup tinggi
·
Produk, yang bisa jadi menggantikan dominasi
penjualan premium.
·
Sebagai pemimpin dalam pasar Bahan Bakar
Minyak (BBM)
|
Strategi
(SO)
·
Melakukan strategi pemasaran yang agresif.
·
Meningkatkan sistem teknologi dan informasi
untuk memenangkan kompetisi bersaing.
·
Memaksimalkan pelayanan kepada konsumen
·
Menjaga kualitas dan harga tetap seimbang agar
tetep menjadi pemimpin pasar.
|
Strategi
(WO)
·
Penempatan
karyawan yang sesuai dengan kemampuannya.
·
Mengoptimalkan kegiatan armada dalam kegiatan
distribusi.
·
Mengoptimalkan kegiatan eksplorasi.
·
Melakukan strategi konservatif.
·
Memperbaiki manajemen sumber daya perusahaan.
|
Threats
(T)
·
Masuknya pihak swasta untuk beroperasi
dibidang Non-BBM
·
Makin banyaknya pihak swasta yang melakukan
eksplorasi migas di wilayah Indonesia.
·
Pengaruh Intervensi
·
Pasar bebas
·
Image bahwa produk yang ditawarkan kompetior
memiliki tingkat kualitas yang lebih baik
|
Strategi
(ST)
·
Melakukan strategi kompetitif.
·
Melakukan kegiatan yang mandiri
·
Memaksimalkan sumber daya yang ada untuk
menghadapi era pasar bebas dan pesaing lain
·
Meningkatkan daya saing melalui peningkatan
kualitas armada, fasilitas, dan pelayanan yang efisien.
·
Menjaga & meningkatkan reputasi perusahaan
guna memperkuat brand image di masyarakat.
|
Strategi
(WT)
·
Melakukan strategi defensif
·
Mengikuti perkembangan jaman dengan cara
mengadaptasikan teknologi terbaru.
·
Mengubah image dari para konsumen bahwa produk
pesaing memiliki kualitas yang lebih baik.
·
Meminimalisasi birokrasi yang kompleks.
·
Melakukan diklat terhadap SDM untuk menghadapi
pasar bebas dan para pesaing.
|
REKOMENDASI
STRATEGI
Pada hasil yang ditunjukkan pada matriks di atas menunjukkan
bahwa PT. PERTAMINA (Persero) berada dalam posisi yang kuat. Adapun rekomendasi
yang saya anjurkan kepada PT. PERTAMINA (Persero) adalah strategi bertahan,
artinya kondisi internal perusahaan berada pada pilihan dilematis. Oleh
karenanya PT. PERTAMINA (Persero) strategi bertahan, mengendalikan kinerja
internal agar tidak tergeser oleh pesaing lain. Strategi ini dipertahankan
sambil terus berupaya membenahi diri. Selain itu juga ada beberapa faktor yang
perlu diperhatikan oleh PT. PERTAMINA (Persero) sebagai berikut:
1. Kemampuan SDM yang handal sehingga dapat
meningkatkan produktivitas.
SDM di PT PERTAMINA (PERSERO) merupakan
orang-orang yang sudah profesional di bidangnya.. Pelatihan dan seminar yang
berhubungan dengan dunia bisnis banyak diikuti oleh para karyawan, yang dapat
meningkatkan pengetahuan dan kemampuan karyawan.
2. Produk yang dihasilkan berkualitas baik sesuai
dengan standar internasional.
Produk-produk yang dihasilkan PERTAMINA sudah
melalui uji mutu yang sesuai dengan standar internasional.
3. Penerapan teknologi informasi yang optimal untuk mendukung
proses bisnis perusahaan.
PERTAMINA telah menerapkan SAP pada proses
bisnisnya, sehingga dapat terintegrasi pada seluruh wilayah operasi yang juga
didukung dengan jaringan yang baik
daftar pustaka :
Rangkuti, Freddy. 2001. Analisis SWOT : Teknik Membedah
Kasus Bisnis. Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama: Jakarta